Thursday, May 2, 2024

Malaka for the First Time

Masih tentang kisah kami di negeri Jiran =D

Kalau ada yang menyimak, pasti bisa mengetahui bahwa ngebolang kami ke negeri Jiran ini dilakukan di bulan Agustus tahun lalu. Dan setelah sekian lama, mama mulai melakukan dokumentasi tertulis. Di tengah kesibukan kami yang semakin luar biasa, sempat ada rasa malas untuk membuat dokumentasi ini. Apalagi sekarang Duo Lynns rajin membuat vlog.

Tetapi mamak merasa dokumentasi tertulis lebih lengkap, setidaknya dari sudut pandang orang tua. Terbukti saat kami harus memeriksa cara ke Malaka, beli simcard di mana, bersyukur ada dokumentasi di blog ini. Plus si kecil belum ada memori dalam bentuk tulisan. Jadi mamak pun membulatkan tekad untuk menulis, walau sudah tidak posting di sosmed lagi. Hehehe

Kunjungan kedua kakak ke Malaka
Adik dengan topi kuning, biar gak panas

Perjalanan ke Malaka kali ini merupakan perjalanan kedua untuk kami berempat. Tetapi untuk si kecil, ini adalah perjalanan pertamanya. Dan seperti kami ceritakan saat pertama kali menginjakkan Malaysia, si adik mengira saat masuk stasiun MRT atau terminal bus, maka dia akan tiba di Singapore. Maklum, bayi pandemi. Jadi agak-agak norak memang si kecil ini =D

Red Square

Supaya kami sampai di Malaka tidak terlalu sore, kami mengambil bus yang jalan jam 11 siang dari TBS. cara lengkapnya ada di artikel ini ya. Untuk menghemat waktu, kami membeli onigiri dan bapao di sevel. Lumayan, untuk mengganjal perut. Cukup terkaget-kaget juga karena ternyata harganya sudah naik lumayan jauh.

Sesampainya di Malaka Sentral, McDonalds pun menjadi pilihan kami untuk makan siang. Kami terbiasa mencari makanan yang aman kalau di terminal, hygienic reason. Setelah makan siang, kami pun naik Grab menuju apartemen yang kami tempati.

Karena ini adalah pertama kali bagi si kecil ke Malaka, maka tujuan kami di siang menjelang sore ini adalah setiap tempat iconic yang dulu sempat jadi tempat foto-foto kami. Tujuan kami adalah Red Square dengan setiap sudut yang menarik untuk difoto. 

Victoria Tower
Si kecil yang happy

Kendala terbesar kali ini adalah si kecil sangat moody untuk foto. Jadi terkadang tidak mau difoto sama sekali. Mamak kan mau menyimpan setiap kenangan, nak. Belum lagi jika bertemu turis-turis yang terkadang tidak tahu sopan santun dan tidak mau antri. Untungnya langitnya cukup cantik, menghibur hati kami. 

Pose wajib dengan tulisan I Love Melaka dan Christ Church

Kami berjalan menyusuri Jalan Kota. Kali ini kami tidak mampir di Coronation Park ataupun Ruin of St. Paul. Tentunya akan melelahkan bagi anak balita atau batita untuk naik ke St. Paul. Dan tentunya juga melelahkan untuk papa mamanya jika di tengah jalan anaknya minta digendong =D

Ngebolang kami di hari pertama di Malaka diakhiri dengan mengunjungi Mahkota Parade. Tujuan utama tak lain dan tak bukan adalah mencari supermarket untuk membeli perlengkapan untuk sarapan. Selain itu kami juga mencari makan malam di sana. Maklum, si kecil penggemar nasi. 

Istirahat di Dataran Palawan sambil minum Coconut Shake Batu Berendam

Di hari kedua kami, kami pun berencana early check out dan berpindah ke hotel Ibis, tempat conference diadakan. Di hari kedua ini, D Benjamins sudah bergabung bersama kami. Setelah menitipkan koper di Ibis, kami bersama-sama berjalan menuju Jonker Street.

Sepintas lalu, Jonker Street terlihat tidak seramai dulu, saat kami pertama kali datang. Walaupun demikian, tempat-tempat yang pernah kami datangi di Jonker masih ada. Ada rasa senang melihat mereka dapat bertahan setelah covid melanda.

Jonker street masih ramai dengan pernak-pernik lucu-lucu, terutama Sanrio kali ini. Tempat makanan pun terlihat ramai. Ternyata walau jalanan terlihat tidak ramai, kedai-kedai makanan di dalam penuh dengan orang.

Makan siang kami kali ini di Melting Pot kembali. Bedanya kali ini Melting Pot sangat ramai, tidak seperti saat kami pertama kali datang. Rasa makanan pun juga jauh lebih enak dibanding dulu.

Selesai makan siang dan menikmati coconut shake, kami beramai-ramai naik becak cantik. Rute yang diberikan adalah Jonker Street, Jalan Kota, A Famosa dan kembali ke Red Square. Di rute ini mereka akan berhenti di A Famosa sebentar. Dan setelah itu jalan kembali ke Red Square.

Berfoto dulu dengan Kitty
A Famosa

Kami pun kembali ke Ibis untuk check in dan istirahat sebentar. Sore nanti anak-anak akan berlatih orkestra dengan teman-teman yang lain. Si kecil yang tertidur pun digendong menuju hotel (lumayan euy). 

Si kecil dan meriam

Walau jalan-jalan kami tidaklah sebanyak saat yang pertama kali, namun ada rasa senang saat kembali menginjakkan kaki di Malaka. Udara yang bersih, tempat-tempat yang ada kenangan membuat kami senang. Apalagi kali ini ada teman ngebolang. Semakin senanglah anak-anak.

Baby shark, favorit si kecil

Saturday, April 27, 2024

Review Floresta Signature Chinatown Hotel

Kalau di artikel yang lalu kami memberikan review mengenai sewa unit apartemen di dekat KLCC sebelum kami ke Malaka, maka kali ini kami ingin memberikan review mengenai hotel tempat kami menginap setelah kembali dari Malaka. Kenapa hotel? Kok gak apartemen lagi?

Awalnya kami berpikir akan kembali ke Mercu Summer. Namun setelah menimbang-nimbang, kami sampai di penginapan pasti Minggu sore, lalu Senin jam 10 atau sebelas sudah jalan kembali ke KLIA 2, pasti sangat repot kalau kami menginap di daerah KLCC. Apalagi saat itu salah satu line transportasi menuju TBS sedang dalam perbaikan.

Pilihan area yang kami inginkan adalah Chinatown (lagi). Bukan apa-apa, transportasi dari TBS ke Chinatown dan dari Chinatown ke KLIA lebih mudah dibanding daerah happening lain seperti Bukit Bintang ataupun KLCC. Daerah KL Sentral pun sempat menjadi opsi saat kami mencari tempat menginap. Tetapi setelah menimbang-nimbang, kami kembali memilih Chinatown.


Pengalaman kami waktu lalu membuat kami berpikir mau kembali ke Ahyu. Tetapi karena ingin mencari suasana baru, maka kami melihat bagian lain dari Chinatown. Karena kami perlu kamar yang setidaknya ada tiga single bed, maka kami memilih Floresta Hotel Chinatown.

Wastafelnya unik

Walaupun alasan pemilihan adalah dekatnya hotel dengan transportasi umum, tetapi karena kami mendapatkan banyak sekali berkat buku, maka kami membatalkannya. Di hari Minggu, setelah makan siang di TBS, kami naik grab menuju Chinatown. Tentunya lebih cepat naik grab daripada transportasi umum.

Saat check in kami cukup kaget karena harus menaruh deposit secara cash. Kebijakan ini tidak tertulis di agoda saat kami booking kamar. Karena biasanya hotel kan menerima kartu kredit juga untuk deposit. Proses check in tidaklah secepat yang kami kira. Pemeriksaan passport pun cukup lama. Namun dekorasi yang cantik cukup menghibur anak-anak.

Di Lobby dijual dessert

Floresta ini terbagi dua, yaitu Floresta Signature dan Floresta. Satu bangunan yang sama, hanya bedanya yang Signature berada di Gedung yang lebih baru. Kamar yang kami ambil adalah quadruple room. Kamar ini berada di bangunan yang lama.

Kamarnya sangat luas.

Impresi kami saat melihat kamar kami adalah kamar peranakan yang sangat tua. Apalagi kayu pintunya pun seperti mudah didobrak. Nilai positif yang ada di sini adalah ruangannya luas sekali. Jadi lumayan untuk meletakkan barang.

Setiap kamar ada hiasan tangga. Menggoda si kecil untuk memanjat ke atasnya.

Seperti tipe-tipe hotel jaman now, tidak ada telepon di setiap kamarnya. Jadi untuk berkomunikasi dengan resepsionis hanya melalui whatsapp chat. Agak kurang nyaman sih. Karena kan jadi tergantung mereka membuka chat-nya. 

Kabinet yang berbentuk peti tua.

Yang cukup mengagetkan, di kamar ini disediakan meja setrikaan dan setrikaan. Tetapi sayangnya tidak ada colokan listrik universal. Untungnya di sekitar hotel banyak jualan kaki lima yang menjual colokan listrik untuk di Malaysia.  

View dari gedung baru.

Permasalahan yang muncul adalah ternyata air panasnya tidak keluar. Kami pun melapor dan teknisi pun datang. Setelah beberapa lama kemudian, air panas dapat keluar lagi. Namun tidak berapa lama, air panasnya tidak ada lagi. Dan karena di tengah malam, lama sekali respon dari whatsapp chat

Berhubung sudah larut malam, kami tidak mengindahkan lagi urusan air panas. Di pagi hari kami uji coba memutar tuas ke warna biru, yang biasanya untuk air dingin. Setelah beberapa lama air panas keluar. Hmmm…. Tertukar dong berarti tandanya.

Area shower room yang gelap kalau kata Trio Lynns.

Untuk lokasi, Floresta sangat strategis. Banyak pilihan makanan di sekitar hotel. Sedangkan stasiun terdekat ada stasiun LRT Pasar Seni dan terminal terminal terdekat adalah terminal Pudu. Dan ternyata dekat juga dengan Stasiun MRT Merdeka. Sangat membantu saat jalan-jalan.

Merdeka 118

Bagaimana dengan proses check out? Berbanding terbalik dengan proses check in, proses check out cepat sekali. Uang deposit dikembalikan, lalu kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju KLIA.

Secara keseluruhan, jika hanya untuk tidur saja, menginap di Floresta dapat menjadi alternatif bagi keluarga yang ada empat orang dewasa. Tapi jika menginginkan kenyamanan, maka hotel lain bisa jadi alternatifnya.

PS: Vlog tentang trip ini ada di link ini dan ini ya. 


Sekilas Info

Floresta Hotel Chinatown Kuala Lumpur

Alamat: 62, Jalan Sultan, Kuala Lumpur City Centre